Macam - Macam Gaya Bahasa (Majas)

Advertisements
Advertisements
Macam - Macam Gaya Bahasa (Majas) - materipraktis akan membahas panjang lebar tentang gaya bahasa, gaya bahasa atau sering disebut pula dengan majas adalah bahasa perumpamaan, kalimat - kalimat indah itu disebut dengan gaya bahasa.

Macam - Macam Gaya Bahasa (Majas)

Gaya bahasa memiliki beberapa macam gaya yang akan dibahas pada kali ini, untuk memahaminya simak dengan seksama penjelasan Macam - Macam Gaya Bahasa (Majas) dibawah ini :


No
Gaya Bahasa/ Majas
Penjelasan Dan Contoh

1

Gaya Bahasa Perbandingan



a. Perumpamaan

:

Majas perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berlainan, tetapi sengaja dianggap sama
Contoh : Adik dan kakak itu seperti minyak dengan air

b. Metafora

:

Perbandingan yang implisit, tanpa kata pembanding seperti
atau sebagai diantara dua hal yang berbeda
Contoh : Para kuli tinta mendengarkan dengan tekun
penjelasan tentang kenaikan harga BBM

c. Personifikasi

:

Gaya bahasa yang menggunakan sifat – sifat insani pada
barang yang tidak bernyawa
Contoh : Api besar itu melahap pasar tradisional

d. Alegori

:

Majas atau gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan
yang utuh
Contoh : Perahu kehidupan harus tetap bejalan walau
diterjang badai, topan, dan karang maka nahkoda harus bekerja sama untuk menggapai daratan kebahagiaan dengan selamat

e.Pleonasme

:

Majas atau gaya bahasa yang menggunakan kata – kata
mubazir
Contoh : Saya menyaksikan pembakaran rumah itu dengan
mata kepala saya sendiri

2.

Gaya Bahasa Pertentangan



a. Hiperbola

:

Majas atau gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan atau membesar-besarkan
Contoh : Teriakan supporter MU itu membelah angkasa

b. Litotes

:

Gaya bahasa atau majas yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan,
merendahkan diri, dikecilkan, lawan dari hiperbola
Contoh : Kota Surabaya bukan kota yang kecil dan sepi

c. Ironi

:

Gaya bahasa atau majas yang berupa sindiran halus dan
bertentangan dengan makna sebenarnya
Contoh : Pagi benar kamu datang, sekarang baru pukul 11.00

d. Paradoks

:

Majas atau gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang
nyata dengan fakta – fakta yang ada
Contoh : Musuh sering merupakan kawan yang akrab

e. Klimaks

:

Gaya bahasa yang berupa sunsunan ungkapan yang makin lama
makin mengandung penekanan
Contoh : Dua hari yang lalu korban pesawat berjumlah dua
belas, kemarin bertambah dua puluh empat, sekarang terhitung sejumlah tiga puluh delapan

f. Antiklimaks

:

Majas kebalikan dari klimaks, Ungkapan yang makin lama makin menurun
Contoh : Bantuan itu diserahkan oleh camat dan segera
diserahkan ke kepala desa yang mengalami kebanjiran

3

Gaya Bahasa Pertautan



a. Metonomia

:

Gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang
ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya
Contoh : Sang merah putih berkibar dengan gagahnya di
angkasa

b. Sinekdoke

:

Pars Prototo : Gaya bahasa yang
menyebutkan sebagian tetapi yang dimaksud keseluruhan
Contoh : Sudah lama Jackie Chan tidak menampakkan hidungnya
Totem pro parte : Gaya bahasa yang
menyebutkan keseluruhan tetapi yang dimaksudkan sebagian
Contoh : Kampus kami sudah dua kali mendapat juara pertama dalam lomba Robotika

c. Alusio

:

Gaya bahasa yang menunjuk secara tidak lansung ke suatu
peristiwa, tokoh, dan tempat yang sudah banyak dikenal oleh pembaca, gaya bahasa ini juga tidak menggunakan pribahasa, ungkapan, atau sampiran pantun yang isinya telah diketahui oleh umum
Contoh : Jangan seperti udang dibalik batu

d. Eufemisme

:

Gaya bahasa yang berupa ungkapan – ungkapan halus, untuk
menggantikan ungkapan yang dirasa kasar,kurang sopan, atau kurang menyenangkan
Contoh : Rita minta ijin kebelakang sebentar

4.

Gaya Bahasa Perulangan



a. Aliterasi

:

Gaya bahasa yang memanfaatkan pemakaian kata – kata
permulaan yang sama bunyi
Contoh : Dara Damba Daku Datang Dari Danau

b. Asonansi

:

Gaya bahasa atau majas repetisi yang berwujud perulangan
vocal yang sama
Contoh : muka muda mudah marah

Nah Demikian penjelasan dan contoh Majas / Gaya bahasa yang sering digunakan dalam karangan fiksi, bahasa dalam karangan fiksi lebih bebas dari karangan nonfiksi atau ilmiah oleh karena itu bahasa dalam karangan ilmiah adalah bahasa baku dan bermakna lugas. dalam karangan fiksi gaya bahasa diperlukan untuk memperindah cerita.
Advertisements

Post a Comment

=> Silahkan berkomentar sesuai topik artikel
=> Komentar dengan link tidak akan dipublish

Previous Post Next Post