Kisah Sejarah Raden Kosim atau Syarifuddin (Sunan Drajat)

Advertisements
Advertisements
materipraktis.com | Raden Kosim atau Syarifuddin (Sunan Drajat) Keberadaan walisongo dalam mensyiarkan agama islam melalui banyak cobaan, selain itu setiap walisongo memiliki cara – cara sendiri untuk berdakwah, ada yang menggunakan wayang, gamelan, tembang dan lain – lain

Walisongo adalah jantung syiar agama islam di jawa, berbagai cara dan berbagai strategi digunakan dalam berdakwah, pada kali ini membahas tentang Raden Kosim atau Syarifuddin (sunan bonang), bagaima Raden Kosim berdakwah, metode apa yang digunakan, dan sekilas biografinya

metode dakwah sunan drajat, profil sunan drajat, nama sunan drajat, makam sunan drajat


Raden Kosim atau Syarifuddin (Sunan Drajat) Ampel denta, Surabaya, 1470 – Sedayu, Gresik, pertengahan abad ke – 16, Raden Kosim atau Syarifuddin lebih dikenal dengan panggilan sunan drajat. Masyarakat mengenalnya juga sebagai sunan sedayu, karena ia dimakamkan di dekat kota sedayu (kurang lebih 30 KM dari sedayu), Raden Kosim atau Syarifuddin adalh putra sunan ample dan istri kedua yang bernama Dewi Candrawati, Raden Kosim mempunyai enam saudara seayah – seibu, diantaranya siti syareat (Istri R. Usman Haji), Siti Mutmainnah (Istri R. Muhsin), Siti Sofiah (Istri R. Ahmad, Sunan Malaka) dan Raden Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) , Disamping itu, ia mempunyai dua orang saudara seayah lain ibu, yaitu dewi murtasiyah (Istri R. Fatah) dan Dewi Murtasimah (stri R. Paku atau Sunan Giri). Sedangkan istri sunan drajat yaitu dewi sifiyah putri sunan gunung jati

Raden Kosim atau Syarifuddin (Sunan Drajat) mempunyai andil berdakwah dengan pendekatan kultural. Ia menciptakan tembang jawa yang sampai sekarang ini masih banyak disenangi masyarakat, yaitu pangkur, dan cariosipun jaka petaka
Raden Kosim memiliki kepekaan yang tinggi terhadap masalah – masalah sosial, sunan drajat lebih mengedepankan tema – tema kepedulian sosial dan kegotongroyongan dalam aktifitas berdakwah. Raden Kosim senantiasa memberikan teladan dengan memberi pertolongan kepada kaum lemah. Sunan drajat sangat memahami bahwa menyantuni anak yatim dan fakir miskin merupakan sebuah kewajiban yang diperintahkan

Demikian penjelasan yang cukup singkat ini semoga bermanfaat bagi kamu, pada kesempatan berikutnya yaitu Raden Umar Said atau sunan muria
Advertisements

Post a Comment

=> Silahkan berkomentar sesuai topik artikel
=> Komentar dengan link tidak akan dipublish

Previous Post Next Post